teriak WOW - Selama Perang Dunia ke II, di Hellfire Pass Thailand terjadi perbudakan, kelaparan, penyiksaan, dan hilangnya ribuan nyawa tawanan perang dan warga sipil Asia, ketika Jepang memaksa mereka untuk membangun Death Railway (Rel Maut) untuk meningkatkan invasi ke Myanmar.
Kini, Hellfire Pass Memorial Museum menjadi salah satu dari lima museum top di Asia menurut TripAdvisor. Pengunjung bisa berbagi penderitaan dan kenangan tentang kekejaman PD II, dan belajar dari korban yang selamat tentang kejadian waktu itu dan mengapa kejadian itu bisa menimpa mereka.
Disebut museum terbaik di Thailand, Hellfire Pass berada di kota Kanchanaburi (sekitar 75 km di sebelah barat Bangkok, dekat perbatasan Thailand dan Myanmar. Di museum ini, masyarakat Thailand kerap mengadakan upacara untuk memperingati pemboman sekutu di wilayah tersebut yang dimulai pada 28 November 1944. Acara tahunan ini dilaksanakan mulai tanggal 28 November sampai 7 Desember.
Acara tersebut meliputi pertunjukan budaya serta pertunjukan yang menggambarkan sejarah Death Railway. Seperti dikutip merdeka.com dari CNN (6/11), lebih dari 16.000 budak Inggris, Belanda, Australia dan Amerika, tewas di situs ini. Juga, ada lebih dari 90.000 orang Asia yang meninggal karena kelaparan dan penyakit selama kerja paksa, berdasarkan data United Kingdom's Forces War Records.
Pada bulan Agustus 1942, Perdana Menteri Thailand Field Marshal Phibun Songkhram menandatangani perjanjian dengan Jepang untuk mengizinkan pembangunan rel menuju Myanmar.
Kemudian pada Oktober 1943, Jepang mulai mengangkut pasukan dan perlengkapan mereka untuk menyelesaikan rel itu. Pembangunan dikerjakan sepenuhnya oleh lebih dari 60.000 tawanan perang Jepang: 30.000 orang Inggris, 18.000 orang Belanda, 13.000 orang Australia dan 700 orang Amerika.
Sebagian besar tawanan Inggris ditangkap ketika mereka menyerah di Singapura pada bulan Februari 1942, sementara tawanan perang lainnya ditangkap di Malaysia, dan Belanda - saat Jepang menguasai Indonesia.
Sekitar seperlima dari tawanan meninggal karena penyakit yang tak bisa diobati dan kelaparan. Selama pembangunan rel berlangsung, mereka bahkan hanya diberi makan bubur encer dan kerap menerima hukuman sadis. Tak cuma itu, tentara Jepang juga tak segan untuk mengeksekusi para pekerja.
Karena Jepang ingin buru-buru menggunakan rel itu, Jepang mempekerjakan paksa 180.000 orang India, Melayu, China Singapura, Tamil dan warga Asia lainnya untuk bekerja di lokasi tersebut. Dan ketika sekutu mulai membom jalur kereta ini pada bulan November 1944 dan 1945, tentara Jepang membunuh beberapa tawanan perang yang bekerja di sana.
Pemboman yang dilakukan lewat udara selama tahun 1945 berhasil menghancurkan hampir setiap jembatan rel kereta api di seluruh Thailand. Beberapa rel kereta api di dekat Kanchanaburi selamat dari perang, meski akhirnya Hellfire Pass hilang ditelan kerimbunan hutan. Situs ini ditemukan kembali oleh beberapa tawanan perang dari Australia, yang berhasil selamat dari kekejaman Jepang. Setelah menemukan Hellfire Pass, mereka pun mulai berkampanye untuk mengubahnya menjadi tugu peringatan.
source: merdeka.com